Thursday, 10 February 2011

Hack terhadap staklim Sampali


Akhir-akhir ini bila anda mau mendapatkan informasi prakiraan hujan Sumatera Utara melalui website yang dikelola BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Sampali Medan pasti mengalami kesulitan. Demikian diinformasikan staf maintenance web Joko Yulianto, Ssi. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya pihak pengelola server sebelumnya menjamin bahwa web-web yang coolocation dengan mereka dapat dijamin tidak bisa ditembus hacker. Kenyataannya ya seperti ini, dibobol hacker, ujarnya.
    Semenjak Jumat (14/1) hingga (17/1) Senin ternyata kita masih mengalami kesulitan akses pada alamat ini. Padahal menurut salah seorang pengunjung setia situs ini, Ir. Amron Siregar: “kami sangat memerlukan informasi yang cepat guna menujang tugas-tugas kami dalam sector pertanian.” Apalagi, ujarnya, akhir-akhir ini kami senantiasa diberi tambahan tugas bagaimana menjelaskan anomali iklim tahun 2010 yang turut  pula dialami Sumatera Utara. Curah hujan di Sumatera Uatara tergolong unik, ketika di P. Jawa mengalami banyak hujan, maka di sini malah sebaliknya sedikit hujan.
    Kami mesti menjelaskan daerah mana yang terkena kekeringan yang menyebabkan lebih dari ribuan ha padi puso tahun lalu. Ada daerah-daerah yang mengalami kekeringan atau curah hujan di bawah normal hingga lebih dari 5 bulan pada tahun yang lalu. Namun kontras dengan itu, malah ada pula daerah yang mengalami curah hujan di atas normal. Demikain bervariasinya kondisi curah hujan ini menyebabkan kami perlu senantiasa memerlukan informasi perkembangan iklim terkini guna mendapatkan bahan supervisi pola tanam yang  menunjang sektor pertanian, paparnya.
    Amron, yang menjabat salah seorang Kepala Seksi pada Dinas Pertanian Sumatera Utara tersebut mengatakan dengan berharap bahwa informasi yang paling cepat diakses adalah melalui website, timpalnya. (redaktur).



Gambar website Stasiun Klimatologi Sampali:

Tuesday, 1 February 2011

Sejarah Stasiun Klimatologi Sampali

Berdirinya Stasiun Klimatologi Sampali didasari akan kebutuhan perlunya pengamatan iklim di Sumatera Utara khususnya perkebunan. Sampali adalah satu desa kecil di kabupaten Deli Serdang tempat Tembakau Deli yang sangat sohor di dunia tersebut dibudidayakan. Oleh sebab tempat ini yang berbatasan langsung dengan kota Medan maka Sampali sering pula disebut Sampali Medan.
Pada tahun 1965 yang lalu disepakati pendirian Stasiun Klimatologi Sampali dengan menempati areal seluas 2,5 Ha yang merupakan bekas tempat pembibitan tembakau. Lokasi yang saat itu masih tergolong jauh dari lokasi pemukiman penduduk membuat stasiun ini sangat ideal.
Tercatat beberapa pionir pengamat yang bertugas saat itu antara lain : Sakim, Parmin, Jawabi, Ismail Naution, Bustamin, Darsiman dan Eduard serta beberapa Kepala Stasiun hingga saat ini antara lain : Supomo, Zainal Zein, Ir, JM. Sitepu, Ir. SG. Hutapea, Drs. Sumiratno,SE , Ir. Darsiman B.,MS dan Ir. Tuban Wiyoso,MSi.
Pada awalnya stasiun ini hanya mengamati unsur-unsur iklim yang sangat terbatas sesuai dengan peralatan yang ada. Namun data serta areal percobaan tanaman yang dimiliki telah lama dipergunakan oleh mahasiswa Pertanian USU sebagaimana dituturkan oleh Ir. OK. Nazaruddin Hisyam, MS.
Stasiun Klimatologi Sampali Medan kini sudah mengalami perkembangan. Stasiun ini menjadi kelas I dan merupakan Stasiun Klimatologi di bawah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terlengkap di Sumatera. Stasiun Klimatologi Sampali Medan merupakan koordinator pos-pos hujan dan pos meteorologi kerjasama sejumlah hampir 600 di Sumatera Utara. Perkembangan selanjutnya adalah bahwa stasiun ini melakukan pengukuran kualitas udara.