Berdirinya Stasiun Klimatologi Sampali didasari akan kebutuhan perlunya pengamatan iklim di Sumatera Utara khususnya perkebunan. Sampali adalah satu desa kecil di kabupaten Deli Serdang tempat Tembakau Deli yang sangat sohor di dunia tersebut dibudidayakan. Oleh sebab tempat ini yang berbatasan langsung dengan kota Medan maka Sampali sering pula disebut Sampali Medan.
Pada tahun 1965 yang lalu disepakati pendirian Stasiun Klimatologi Sampali dengan menempati areal seluas 2,5 Ha yang merupakan bekas tempat pembibitan tembakau. Lokasi yang saat itu masih tergolong jauh dari lokasi pemukiman penduduk membuat stasiun ini sangat ideal.
Tercatat beberapa pionir pengamat yang bertugas saat itu antara lain : Sakim, Parmin, Jawabi, Ismail Naution, Bustamin, Darsiman dan Eduard serta beberapa Kepala Stasiun hingga saat ini antara lain : Supomo, Zainal Zein, Ir, JM. Sitepu, Ir. SG. Hutapea, Drs. Sumiratno,SE , Ir. Darsiman B.,MS dan Ir. Tuban Wiyoso,MSi.
Pada awalnya stasiun ini hanya mengamati unsur-unsur iklim yang sangat terbatas sesuai dengan peralatan yang ada. Namun data serta areal percobaan tanaman yang dimiliki telah lama dipergunakan oleh mahasiswa Pertanian USU sebagaimana dituturkan oleh Ir. OK. Nazaruddin Hisyam, MS.
Stasiun Klimatologi Sampali Medan kini sudah mengalami perkembangan. Stasiun ini menjadi kelas I dan merupakan Stasiun Klimatologi di bawah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terlengkap di Sumatera. Stasiun Klimatologi Sampali Medan merupakan koordinator pos-pos hujan dan pos meteorologi kerjasama sejumlah hampir 600 di Sumatera Utara. Perkembangan selanjutnya adalah bahwa stasiun ini melakukan pengukuran kualitas udara.
No comments:
Post a Comment